Rabu, 06 April 2011

Si Pandai dan Sang Sahabat (kisah insiratif)

Si Pandai dan Sang Sahabat

Si PANDAi dengan langkah tegap menyusuri jalan setapak, menuju sebatang pohon besar yang
rindang. Disana tampak sosok pribadi yg dikenalnya, dan si PANDAi pun menghampiri pribadi itu.
Si Pandai: Maaf kisanak, sepertinya aku mengenalmu, apa kita pernah bertemu ?
Sang Sahabat: Saudaraku, aku sahabat masa keciLmu, sahabat di desa tempat kelahiran kita.
Si Pandai: Ah, sekampung kita rupa nya… Bagaimana keadaan kampung kita ?
Sang Sahabat: Saudaraku, aku meninggalkan kampung halaman bersamaan dengan ketika kamu
berangkat ke kota ini.
Si Pandai: Oh begitu, apa saja yg sudah kau dapatkan di kota ini?
Sang Sahabat: Kamu sendiri bagaimana ?
Si Pandai: Ya, kota ini telah memberikan segala keLimpahan dan kemewahan yang menyenangkan
kepadaku..
Sang Sahabat: Oh begitu, bagaimana caranya ?
Si Pandai: Ah, kemana saja kamu ini, di kota ini apa sih yang tidak mungkin kudapatkan ? Asal aku
mau menyenangkan mereka, dengan sedikit saja basa basi dunia.. Mereka pun akan memberikan
lebih kepada ku.
Sang Sahabat: apapun cara nya ?
Si Pandai: Ah, jangan sok alim lah.. Aku pun tidak memakannya sendirian, yang kulakukan ini mata
rantai yg tidak merugikan siapa pun.. Mereka senang, aku senang, buktinya mereka pun selalu
menyanjung ku..
Sang Sahabat: Apa kau yakin, tidak ada yang dirugikan ?
Si Pandai: yaaah.. Kalaupun ada tapi sedikit lah.. Itu pun mereka yang mau, lagipula aku sudah
berikan banyak hartaku utk mereka..
Sang Sahabat: Apa kamu lupa dengan batas waktu mu ?
Si Pandai: Ah, itu soal nanti lah.. Gak perlu dipusingkan, mereka selalu mendo’akan ku.. Dan aku
pun selalu siap untuk bertobat jika batas waktuku akan habis..
Sang Sahabat: Bagaimana kau tahu waktu mu akan seLesai ?
Si Pandai: Yah.. Biasanya setelah kita terbaring sakit. Nah kisanak, kamu sendiri bagaimana ?
Sang Sahabat: Saudaraku, sebelum hari ini aku selalu ada bersama mu.. Tapi kamu tak meLihat ku
dan tak pernah mau mendengarkan aku. Hari ini, aku harus tertahan di pohon besar ini, menunggu
cerita yang harus aku seLesaikan.. Bersamamu !!!
Si Pandai: Oh ?! Maksud mu ???
Sang Sahabat: Saudaraku, lihat dibelakang-mu.. Batu nisan mewah itu.. BertuLiskan namamu..!
—-
Sahabat, seringkali kita terlena dengan kehidupan yang bergulir ini. Detik demi detik hingga masa
demi masa kita lewati, tanpa sadar ada banyak terminal-terminal dalam kehidupan ini yang kita
lalui. Sejenak mari kita renungkan apa arti kehidupan kita di dunia ini. Sekedar mencari nafkahkah?
atau kebahagian bersama orang-orang yang kita cintai.
Sahabat, mumpung masih ada waktu. Mari kita berbagi dengan mereka orang-orang yang kita
cintai, dan orang-orang yang mencintai kita. Lakukanlah apa yang ingin anda lakukan supaya
penyesalan tiada menghampiri kita sebelum datang waktu yang menjadi rahasia kehidupan kita.
Saya yakin, kalau setelah mati kita akan memperoleh balasan akan apa yang kita perbuat. Oleh
karena itu, persiapkanlah sejak kini. Carilah bekal dan berikan kebahagiaan kepada orang-orang
disekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar